Senin, 05 Oktober 2015

Teknik Pengefraisan (Praktik2)

Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan

 

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan
Printed by: Hari Kristianto
Date: Tuesday, 6 October 2015, 10:26 AM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
  1. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
  2. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  3. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  4. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  5. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  6. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  7. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
  8. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  9. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  10. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  11. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  12. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  13. Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  14. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  15. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  16. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  17. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
  18. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  19. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.

2 Uraian Materi

Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya. 

2.1 Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan

Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan awet atau tahan lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Metoda Pemotongan searah
Yang dimaksud dengan metoda pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)
Gambar 5. 1. Metoda pemotongan searah
Gambar 5. 1. Metoda pemotongan searah
2) Metoda Pemotongan Berlawanan Arah
Yang dimaksud dengan metoda pemotongan  berlawanan arah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena  meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar 5.2).
Gambar 5. 2. Metoda pemotongan berlawanan arah
Gambar 5. 2. Metoda pemotongan berlawanan arah
3) Metoda Pemotongan Netral
Yang dimaksud dengan metoda pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter, sehingga beban tetap ditengah-tengah senter pisau  (Gambar 5.3).
Gambar 5. 3. Metoda pemotongan netral
Gambar 5. 3. Metoda pemotongan netral




Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja
Printed by: Hari Kristianto
Date: Tuesday, 6 October 2015, 10:25 AM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
  1. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
  2. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  3. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  4. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  5. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  6. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  7. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
  8. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  9. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  10. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  11. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  12. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  13. Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  14. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  15. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  16. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  17. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
  18. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  19. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.

2 Uraian Materi

Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya

2.1 Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja

Untuk mendapatkan hasil/ produk pengefrasian sesuai tuntutan pekerjaan, pengikatan/ pencekaman benda kerja harus dilakukan dengan benar yang diawali dari pemilihan alat pencekamnya, sampai dengan teknik penggunaannya
  • Teknik Pengikatan/ Pencekaman  Benda Kerja dengan Ragum 
Salah satu alat pengikat/ pencekam benda kerja yang umum   digunakan pada proses pengefraisan adalah ragum mesin, yang pemasangan dan setting-nya adalah sebagai berikut:
  • Pemasangan Ragum 
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan rata, sejajar dan siku, pemasangan ragum pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
- Membersihkan meja dan landasan ragum
Sebelum ragum dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan ragum dari semua kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
- Posisi pemasangan ragum
Pemasangan ragum pada meja mesin frais (Gambar 5.4), posisinya kurang lebih di tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel
Gambar 5. 4. Pemasangan ragum pada meja mesin
Gambar 5. 4. Pemasangan ragum pada meja mesin
-     Mengecek/ menyetel kesejajaran ragum
Dalam melakukan pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum, jika hasil pekerjaannya tidak dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan menggunakan penyiku, sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.5).
Gambar 5. 5. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan menggunakan penyiku
Gambar 5. 5. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan menggunakan penyiku
- Jika hasil pekerjaan dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan/penyetelan kesejajaran ragum harus dilakukan dengan menggunakan dial indicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.6) atau dengan menggunakan pupitas sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.7)
Gambar 5. 6. a. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum  dengan menggunakan dial indicator atau pupitas
Gambar 5. 6. a. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum 
dengan menggunakan dial indicator atau pupitas
Gambar 5. 6.,b. Pengecekan kesejajaran ragum dengan menggunakan pupitas
Gambar 5. 6.,b. Pengecekan kesejajaran ragum dengan menggunakan pupitas
- Jika pengecekan/ penyetelan kesikuan dan kesejajaran ragum sudah selesai, kencangkan baut pengikat dengan kuat  agar posisinya tidak berubah.
  • Teknik Pemasangan Benda Kerja Pada Ragum
Jika sebuah benda kerja kondisi awal kedua bidang sisinya sudah dalam kondisi siku, pemasangan benda kerja dapat dilakukan menggunakan ragum dengan cara diganjal dengan parallel strips/ parallel bar di bawahnya. Cara agar mendapatkan pemasangan benda kerja duduk pada parallel dengan baik, sebelum mulut ragum dikencangkan pukul benda kerja secara pelan-pelan dengan palu lunak hingga benda kerja duduk/ menempel dengan baik pada permukaan paralel pad/ parallel bar (Gambar 5.7).
Gambar 5. 7. Pemasangan benda kerja pada ragum  dengan paralel pad/ parallel bar
 Gambar 5. 7. Pemasangan benda kerja pada ragum 
dengan paralel pad/ parallel bar

jika sebuah benda kerja kondisi awalnya belum memiliki bidang yang  sejajar/siku dan bentuk permukaannya tidak homogen, pemasangan benda kerja dapat dilakukan menggunakan ragum dengan cara diganjal dengan parallel pad dan batang bulat. Paralel pad di bawahnya dan batang berdiameter bulat (round bar) dipasang di sisi benda kerja pada posisi mulut ragum yang bergerak (Gambar  5.8).
Gambar 5. 8. Pemasangan benda kerja pada ragum dengan paralel pad/ parallel bar dan round bar
Gambar 5. 8. Pemasangan benda kerja pada ragum 
dengan paralel pad/ parallel bar dan round bar

  • Teknik Pengikatan/ Pencekaman  Benda Kerja dengan Meja Putar (Rotary Table)
Pengikatan/ pencekaman benda kerja yang umum digunakan, jenis lainya adalah dengan meja putar.

  • Teknik Pemasangan Meja Putar
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan yang sepusat dengan sumbu senter meja putar, pemasangan meja putar pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
- Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal

- Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar pada meja mesin frais (Gambar 5.9), pada posisi kurang lebih di tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.
Gambar 5. 9. Pemasangan meja putar pada meja mesin
Gambar 5. 9. Pemasangan meja putar pada meja mesin

- Pengecekan kesepusatan meja putar
Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil pekerjaannya tidak dituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan kesepusatannya dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengarah, sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.10).
Gambar 5. 10. Penyetelan kesepusatan dengan alat bantu pengarah
ambar 5. 10. Penyetelan kesepusatan dengan alat bantu pengarah
Jika hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil kepresisian yang tinggi, pengecekan kesepusatan dilakukan dengan menggunakan dial indicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.11) atau dengan pupitas sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.12).
Gambar 5. 11. Pengecekan kesepusatan sumbu  meja putar dengan dial indicator
Gambar 5. 11. Pengecekan kesepusatan sumbu 
meja putar dengan dial indicator
Gambar 5. 12. Pengecekan kesepusatan sumbu  meja putar dengan dial indicator atau pupitas
Gambar 5. 12. Pengecekan kesepusatan sumbu 
meja putar dengan dial indicator atau pupitas
- Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar posisinya tidak berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat
  •  Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja 
Jika sebuah benda kerja berbentuk bulat,  pengikatan benda kerja dapat dilakukan menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar  (Gambar 5.13). Jika benda kerjanya berbentuk persegian atau empat persegi panjang, dapat dilakukan dengan cara pengikatan benda kerjanya langsung diatas meja putar menggunakan klem mesin (Gambar  5.14).
Gambar 5. 13. Pengikatan benda kerja dengan menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar
Gambar 5. 13. Pengikatan benda kerja dengan menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar
Gambar 5. 14. Pengikatan benda kerja langsung diatas  meja putar menggunakan klem mesin
Gambar 5. 14. Pengikatan benda kerja langsung diatas 
meja putar menggunakan klem mesin
  • Teknik Pengikatan/ Pencekaman  Benda Kerja Dengan Klem Mesin
Pengikatan/ pencekaman benda kerja yang umum digunakan, jenis lainya adalah dengan meja klem mesin. Untuk benda kerja yang memiliki bentuk bidang dasarnya rata/ datar, pengikatan/  pencekamannya dapat dilakukan dengan klem mesin langsung diatas meja mesin (Gambar 5.15). Untuk  benda kerja yang memiliki bentuk bulat, pengikatan/ pencekamannya dapat dilakukan dengan klem mesin dan alat bantu blok V (Gambar 5.16).
a b
Gambar 5. 15. Pengikatan/ pencekaman benda kerja 
dengan klem mesin langsung diatas meja mesin

 b
Gambar 5. 16. Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat bantu blok V
Untuk melakukan pengefrasian benda kerja berjumlah banyak, agar proses kerjanya praktis dan cepat pemasangan benda kerjanya sebaiknya dipasang stooper/ stop block sebagaimana terlihat pada (Gambar 5.17). Jika diperlukan hasil pengefraisan yang dapat menghasilkan kesejajaran dan kesikuan yang baik, pemasangan stooper/ stop block hendaknya disetting terlebih dahulu kesejajarannya dengan menggunakan dial indicator atau pupitas pada bidang yang berfungsi sebagai pengarah/ guide
Gambar 5. 17. Pemasangan meja putar pada meja mesin
Gambar 5. 17. Pemasangan meja putar pada meja mesin

Setting Pisau Frais

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Setting Pisau Frais
Printed by: Hari Kristianto
Date: Tuesday, 6 October 2015, 10:23 AM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
  1. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
  2. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  3. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  4. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  5. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  6. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  7. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
  8. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  9. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  10. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  11. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  12. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  13. Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  14. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  15. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  16. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  17. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
  18. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  19. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.

2 Uraian Materi

Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya

2.1 Setting Pisau Frais

Kegiatan setting pisau frais, dilakukan agar kedalaman/ jarak pemotongan tercapai sesuai yang diinginkan. Setting pada posisi nol untuk mengawali proses pemotongan, salah satunya dapat dilakukan dengan cara menggunakan kertas sebagimana terlihat pada(Gambar 5.18).
Gambar 5. 18. Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas
Gambar 5. 18. Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas

Pada pelaksanan pengefraisan, untuk tuntutan jenis pekerjaan dengan kepresisian yang tidak tinggi, tidak perlu melakukan setting nol pisau frais, cukup hanya memberi batas kedalaman pemakanan berupa garis menggunakan balok penggores (Gambar 5.19).
Gambar 5. 19. Memberi batas kedalaman pemakanan  berupa garis menggunakan balok penggores
Gambar 5. 19. Memberi batas kedalaman pemakanan
berupa garis menggunakan balok penggores

Teknik Pengefraisan Benda Kerja

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Teknik Pengefraisan Benda Kerja
Printed by: Hari Kristianto
Date: Tuesday, 6 October 2015, 10:22 AM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
  1. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
  2. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  3. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  4. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  5. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  6. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  7. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
  8. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  9. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  10. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  11. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  12. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  13. Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  14. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  15. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  16. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  17. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
  18. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  19. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.


2 Uraian Materi

Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya

3 Teknik Pengefraisan Benda Kerja

Agar dapat menghasilkan produk sesuai tuntutan pekerjaan, dalam melakukan proses pengefarisan, banyak cara/ teknik yang harus dikuasai oleh seoarang operator. Berikut akan dijelaskan beberapa teknik pengefraisan yang umum dilakukan untuk dapat menghasilkan sebuah produk.yang standar.

3.1 Teknik Pengefraisan Rata Posisi Mendatar (Horizontal)

Dalam melakukan pengefraisan benda kerja posisi mendatar, jenis mesin yang digunakan adalah jenis mesin frais horizontal, dan alat potong yang digunakan adalah pisau frais mantel (plain milling cutter) sebagaimana terlihat pada (Gambar 5.20). 
20
Gambar 5. 20. Pengefraisan rata posisi mendatar (horizontal)
Adapun langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar adalah sebagai berikut:
  • Persiapan Mesin
Persiapan mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais adalah menyiapkan perlengkapan pemegang pisau frais meliputi: arbor dan satu set kollar (ring arbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang pisau frais yang akan digunakan. Langkah-langkah persiapkan mesin berikut kelengkapan lainnya dengan tahapan sebagai berikut:
- Persiapan pemasangan arbor
Untuk persiapan pemasangan arbor, geser/ dorong lengan mesin kearah depan (Gambar 5.21a), dan lepas pendukung (support) arbornya arbor (Gambar 5.21b).
 21a21b
a                                                                         b
Gambar 5. 21. 21a. Menggeser lengan mesin, b. Melepas pendukung arbor
- Membersihkan arbor dan lubang spindel
Agar setelah dipasang posisinya benar-benar duduk pada tempatnya, bersihkan arbor dan lubang spindel pada bagian tirusnya dengan menggunakan kain yang bersih dari kotoran (Gambar 5.22).
22a 22b
Gambar 5. 22. Membersihkan arbor dan
lubang spindel pada bagian tirusnya
- Pemasangan arbor pada spindel mesin
Untuk persiapan pamasangan pisau dan ring arbor, pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan mengencangkan baut pengikatnya yang terletak dibelakang bodi mesin (Gambar 5.23).
23
Gambar 5. 23. Mengencangkan baut pengikat arbor
- Pemasangan pisau frais (cutter) dan ring arbor (collar)
Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (collar) pada arbor, pada posisi ditengah-tengah agar mendapatkan area kerja yang luas (Gambar 5.24).
24
Gambar 5. 24. Pemasangan cutter dan ring arbor (collar)
- Pemasangan pendukung arbor (support)
Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin, dengan posisi tidak jauh dari kedudukan pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.25). Dengan posisi pendukung arbor tidak jauh dengan kedudukan pisau, pada saat melakukan pemakanan akan stabil dan tidak terjadi getaran.
25
Gambar 5. 25. Pemasangan pendukung arbor
  • Pemasangan Ragum dan Benda Kerja
Pemasangan ragum dan benda kerja (Gambar 5.26), dilakukan dengan menggunakan teknik pemasangan alat pencekam/ pengikat sebagimana yang telah diuraikan diatas. 
26
Gambar 5. 26. Pemasangan ragum dan benda kerja
  • Proses pengefraisan benda kerja
- Atur putaran mesin dengan menggunakan rumus: n= (1000.Cs)/(π.d) , atau melihat table kecepatan putar mesin frais
- Atur feeding mesin dengan menggunakan rumus: F = f.n mm/menit
- Tentukan metoda pemotongan, dengan menggunakan pomotongan berlawanan arah
- Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam, jika pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.27). Proses pemotongan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dan dianjurkan selalu menggunakan air pendingin
27
Gambar 5. 27. Proses pemotongan benda kerja
- Jika ingin mendapatkan jarak pengefraisan tertentu, gunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel/ roda pemutar gerakan meja mesin. Dalam memutar handel tidak boleh berlawanan arah dari setting awal, karena akan menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan jarak hasil pengefraisan tidak tepati (Gambar 5.28).
28
Gambar 5. 28. Penggunaan handel pemakanan
- Jika sudah selesai melakukan pengefraisan rata, lepas benda kerja dan sebelum meninggalkan ruang praktek bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Selain itu jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat 



3.2 Teknik Pengefraisan Rata Posisi Tegak (Vertical)

Dalam melakukan pengefraisan bidang rata proses pemotongannya dapat dilakukan dengan posisi pemotongan tegak, menggunakan pisau faris jeni shell end mill cutter (Gambar 5.29).
Langkah kerja pengefraisan rata posisi pemotongan tegak pada prinsipnya sama dengan mengefrais rata posisi pemotongan horizontal. Maka dari itu dalam melaksanakan pengefraisan rata posisi pemotongan tegak, prinsip-prinsip langkah kerja utamanya ikuti  sebagaimana pengefraisan rata posisi pemotongan mendatar.
29

Gambar 5. 29. Proses pengefraisan bidang rata 
dengan shell end mill cutter posisi pisau tegak

Untuk jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata dapat juga dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill cutter yang posisi pisaunya dipasang mendatar langsung pada spindel mesin (Gambar 5.30).
 30
Gambar 5. 30. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter posisi pisau mendatar

3.3 Teknik Pengefraisan Alur

  • Pengefraisan Alur V 
Pengefrasian alur berbentuk V posisi horizontal/ mendatar, dapat dilakukan dengan menggunakan pisau frais  sudut (angle milling cutter) yang besaran sudutnya disesuaikan kebutuhan pekerjaan (Gambar 5.31). Hasil pengefraisan alur V, dapat diaplikasikan untuk membuat berbagai jenis komponen/ peralatan, contohnya untuk membuat alur  pada V block  dan magnetic V  block (Gambar 5.32) .
31

Gambar 5. 31. Proses pengefraisan alur V

32 33

Gambar 5. 32. Contoh alur V pada blok-V dan magnetic v block

  • Teknik Pengefraisan Alur Tembus
Pengefrasian alur tembus, dapat dilakukan dengan posisi tegak menggunakan pisau faris jari (endmill cutter) yang poses pengefraisannya sebagimana ditunjukkan pada (Gambar 5.33).
34

Gambar 5. 33. Proses pengefraisan alur tembus

  • Pengefraisan Alur Pasak
Prose pengefraisan alur pasak pada mesin frais, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:  dengan: pengefrasian dilakukan dengan posisi horizontal menggunakan pisau frais side and face milling cutter (Gambar 5.34). Pengefraisan dilakukan dengan posisi horizontal menggunakan pisau frais endmill cutter yang pemegang pisaunya dipasang pada lubang sepindel (Gambar 5.35) dan pemotongan dilakukan dengan posisi vertikal menggunakan pisau frais endmill cutter/ slote drill (Gambar 5.36)

35

Gambar 5. 34. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal 
menggunakan pisau faris side and farce milling cutter
36


Gambar 5. 35. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal 
menggunakan pisau frais endmill cutter
37

Gambar 5. 36. Pengefraisan alur pasak posisi vertikal
menggunakan pisau frais endmill cutter

  • Pengefraisan Alur-T
Proses pengefraisan  alur-T (Gambar 5.37), hanya dapat dilakukan jika bidang yang akan dibuat alur-T sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang sama. Hal ini harus dilakukan karena, pisau alur-T hanya memiliki mata sayat pada bagian bawah, atas dan sisinya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat).
 40
Gambar 5. 37. Pengefrasian alur-T

- Fungsi alur-T
Pembuatan alur-T pada sebuah komponen mesin, pada umumnya berfungsi untuk menempatkan mur –T yang akan digunakan untuk melakukan  pengikatan sebuah alat atau benda kerja (Gambar   5.38).
  41
Gambar 5. 38. Contoh fungsi alur-T pada sebuah komponen mesin

- Proses Pengefrasian alur-T
Pada proses pengefrasian alur-T, jenis alat potong yang digunakan yaitu: pisau jari (endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan pisau alur-T (T-slote milling cutter) digunakan untuk membuat alur-T.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur-T sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah  pengefarisan alur-T adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur-T dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
 Proses pengefraisan alur-T:
Sebelum melakukan pengeraisan alur-T, terlebih dahulu lakukan pengefraisan alur tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter) - (Gambar 5.39), dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar kerja. Untuk benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet. atau tahan lama
42
Gambar 5. 39. Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari
Selanjutnya lakukan pengeraisan alur-T dengan menggunakan pisau frais alur-T (Gambar 5.40), dan gunakan putaran mesin sebesar ± 1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat. Sebagaimana pengefraisan alur tegak lurus, jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
43
Gambar 5. 40. Pengefraisan alur-T dengan pisau alur-T
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur-T, lepas benda kerja dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.
  • Pengefraisan Alur Ekor Burung (Dove Tail Slote)
Proses pengefraisan  alur ekor burung (Gambar 5.41), caranya sebagaimana pengefraisan alur-T yaitu hanya dapat dilakukan jika bidang yang akan dibuat alur ekor burung sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang sama. Hal ini harus dilakukan karena, pisau alur ekor burung hanya memiliki mata sayat pada bagian bawah,atas dan sisi miringnya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat)).
44 
Gambar 5. 41. Pengefraisan  alur ekor burung
- Fungsi alur ekor burung
Pengefraisan alur ekor burung pada sebuah benda kerja/ komponen mesin, pada umumnya berfungsi untuk memasangkan dua bidang alur ekor burung (jantan dan betina) sebagai dudukan sekaligus pengikatan yang tidak permanen atau masih tetap dapat bergerak/bergeser. Contoh alur ekor burung pada sebuah komponen mesin(Gambar  5.42).
45
Gambar 5. 42. Contoh alur ekor burung 
pada  sebuah komponen mesin

- Proses pengefrasian alur ekor burung
Pada proses pengefrasian alur ekor burung, jenis alat potong yang digunakan adalah: pisau jari (endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan pisau alur ekor burung  (dove tail cutter) digunakan untuk membuat alur ekor burung.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur ekor burung sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah  pengefarisan alur ekor burung adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur ekor burung dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
Proses pengefraisan alur ekor burung:
Sebelum melakukan pengeraisan alur ekor burung, terlebih dahulu lakukan pengefraisan alur tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter) - (Gambar 5.43), dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar kerja. Untuk benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan  alat potong yang  digunakan awet atau tahan lama.
46
Gambar 5. 43. Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari

Selanjutnya lakukan pengeraisan alur ekor burung dengan menggunakan pisau frais dove tail milling cutter  (Gambar 5.44), dan gunakan putaran mesin sebesar ± 1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat.
Sebagaimana pengefraisan alur tegak lurus, jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), pada saat melakukan  pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
 47
Gambar 5. 44. Pengefraisan alur ekor burung 
dengan dove tail milling cutter
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur ekor burung, lepas benda kerja dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat.


3.4 Teknik Merimer Pada Mesin Frais.

Merimer pada mesin frais (Gambar 5.45) adalah salah satu proses memperbesar dan menghaluskan lubang dengan ukuran  suaian dan toleransi khusus menggunakan alat potong yang disebut rimer.
 45.1
Gambar 5. 45. Merimer pada mesin frais
Sebuah benda kerja dapat dilakukan perimeran, jika benda kerja tersebut sebelumnya sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter rimer yang digunakan. Dari berbagai sumber menginformasikan bahwa, untuk merimer sampai dengan maksimal   Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
- Alat potong untuk proses merimer pada mesin frais
Untuk melakukan perimeran pada mesin frais,  terdapat beberapa jenis alat potong yang digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill) digunakan untuk membuat lubang awal sebelum dirimer, dan rimer mesin (machine reamer) digunakan untuk merimer
- Proses merimer pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil perimeran pada mesin frais sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, dalam melaksanakan proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi  standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah  merimer pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum merimer pada mesin frais dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
Proses merimer pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet/tahan lama
46.1
Gambar 5. 46. Pembuatan lubang senter 
sebagai pengarah pengeboran

Selanjutnya lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran diameternya harus lebih kecil dari  ukuran lubang yang akan dirimer. Untuk merimer sampai dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, atur kecepatan putar mesin sesuai dengan perhitungan dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerjanya dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar mendapatkan hasil yang maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama
47.1
Gambar 5. 47. Pembuatan lubang bor sebelum dirimer
Selanjutnya lakukan perimeran dengan menggunakan rimer mesin yang diameternya sesuai dengan tuntutan pada gambar kerja, dengan meggunakan kecepatan putaran mesin ±  3/4 kali putaran mesin pada saat mengebor.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
48
Gambar 5. 48. Merimer pada mesin frais
Jika sudah selesai melakukan perimeran pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan finishing pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat


3.5 Teknik Memperbesar Lubang Pada Mesin Frais

Memperbesar lubang (boring) pada meisn frais (Gambar 5.49),  adalah salah satu proses memperbesar lubang dengan menggunakan alat potong pembesar lubang yang dinamakan boring head.
Sebuah benda kerja dapat diperbesar lubangnya, jika benda kerja tersebut sebelumnya sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter lubang yang akan dibuat.
70
Gambar 5. 49. Memperbesar lubang pada 
mesin frais dengan boring head
Proses memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang berupa mata bor ukurannya tidak dapat  mencapai ukuran diameter lubang yang diinginkan, sehingga perlu dilakukan pembesaran lobang dengan alat potong pembesar lubang (boring head).
- Alat potong untuk memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk memperbesar lubang pada msin frais,  terdapat beberapa alat potong yang digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill) digunakan untuk membuat lubang awal sebelum diperbesar, dan boring head digunakan untuk memperbesar lubang.
- Proses memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil yang  sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada proses memperbesar lubang dengan mesin frais sloting, disamping kondisi mesin, peralatan dan alat potong yang digunakan harus standar,  proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah memperbesar lubang pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum memperbesar lubang pada mesin frais dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, menagatur putaran dan feeding mesin.
Proses memperbesar lubang pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet/tahan lama
 71
Gambar 5. 50. Pembuatan lubang senter 
sebagai pengarah pengeboran
Selanjutnya lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran diameternya harus lebih kecil dari  ukuran lubang yang akan dibuat  (±1 mm) dengan meggunakan kecepatan putaran mesin sesuai perhitungan.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin. Jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasil pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama
72
Gambar 5. 51. Pembuatan lubang bor 
sebelum memperbesar lubang
Setelah selesai melakukan pengeboran ganti alat potongnya dengan boring head, dan selanjutnya lakukan seting untuk melakukan pemakanan dengan mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong.
Untuk menseting  besarnya pemakanan (menambah/ mengurangi), atur adjuster yang terdapat pada alat tersebut menggunakan alat bantu kunci L (Gambar 5.52), dengan memperhatikan nilai angka dan garis-garis ketelitiannya atau menggunakan dial indikator      (Gambar 5.53). Setelah selesai seting pemakanan, kencangkan kembali baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong dengan kuat, agar posisinya tidak mudah berubah atau bergeser.
73
Gambar 5. 52. Seting pemakanan menggunakan kunci L
74
Gambar 5. 53. Seting pemakanan dengan dial indikator
Selanjutnya laksanakan proses memperbesar lubang dengan pemakanan secara bertahap hingga mencapai diameter lubang sesuai dengan tuntutan pada gambar kerja, dengan meggunakan putaran mesin ± 3/4 kali putaran mesin pada saat mengebor
Sebagaimana  pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.

75
Gambar 5. 54. Memperbesar lubang dengan boring head
Jika sudah selesai memperbesar lubang pada mesin frais, lepas benda kerja dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang paraktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat

Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan
Printed by: Hari Kristianto
Date: Tuesday, 6 October 2015, 10:19 AM

1 Uraian Materi

Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya

2 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
  1. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
  2. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  3. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  4. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  5. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
  6. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  7. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
  8. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  9. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  10. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  11. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik  pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  12. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik  pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  13. Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  14. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  15. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
  16. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  17. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
  18. Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
  19. Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.


3 Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan

Kegiatan produksi pada bengkel manufaktur terutama pada proses pengefraisan; penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) di lingkungan kerja seharusnya sudah menjadi kesadaran diri yang harus dilaksanakan tanpa adanya peringatan dan bahkan paksaan dari siapapun. Karena pada dasarnya penerapan K3L di lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada diri sendiri, orang disekitarnya, mesin, peralatan dan lingkungan kerja sehari-hari. Dengan demikian, apabila K3L diterapkan dengan penuh kesadaran akan berdampak positif dan jika tidak akan berdampak negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pengefraisan, diantaranya:


3.1 Yang harus dilakukan

Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses pengefraisan diantaranya:
- Menggunakan Pakaian Kerja
Untuk mendapatkan kenyamanan dan keselamatan saat bekerja berdasarkan tuntutan karakteristik pekerjaan, operator harus menggunakan pakaian kerja yang standar sebagaimana terlihat pada (Gambar 5.55).
55a 55b
Gambar 5. 55. Penggunakan pakaian kerja yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Menggunakan Kaca Pengaman  (Safety Glasses)
Untuk  menghindari  mata  terkena atau kemasukan  tatal/beram  pada  saat proses pengefraisan, maka selama melakukan pemotongan harus menggunakan kaca mata yanag sesuai standar keselamatan kerja (Gambar 5.56)
56
Gambar 5. 56. Menggunaan kaca mata yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Menggunakan Sepatu Kerja
Pada saat melakukan proses pengefraisan, tidak bisa  dihindari adanya   chip/beram yang berserakan dilantai akibat dari hasil pemotongan. Selain itu ada kemungkinan benda/alat atau perlengkapan lain terjatuh dari atas dan juga oli yang berceceran. Maka  dari  itu, pada saat melakukan proses pengefraisan  harus  menggunakan  sepatu  kerja  sesuai standar  yang  berlaku (Gambar 5.57).
57
Gambar 5. 57. Menggunakan sepatu kerja yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Matikan Mesin Pada Saat Melakukan Pengukuran Benda Kerja
Melakukan pengecekan ukuran benda kerja hasil pengefarisan putaran mesin harus dalam posisi mati/Off, karena jika tidak, tangan beresiko celaka terkena putaran pisau (Gambar 5.58).
58
Gambar 5. 58. Matikan mesin pada saat mengukur
mengecek hasil pengefraisan
- Menggunakan Kuas Pada Saat Membersihkan Mesin
Kecelakaan pada tangan bisa saja terjadi pada saat membersihkan mesin, maka dari itu selalu gunakan kuas pada saat membersihkan permukaan benda kerja dan mesin (Gambar 5.59).
59
Gambar 5. 59. Menggunakan kuas pada saat membersihkan mesin

3.2 Yang Tidak Boleh Dilakukan

Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses pengefraisan diantaranya:
- Menempatkan Peralatan Kerja Yang Tidak Aman
Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan, perlatan harus diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya. Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 5.60), sangat tidak dibenarkan karena tidak aman dan mudan terjadi kerusakan peralatan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.
60
Gambar 5. 60. Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman
- Meninggalkan Kunci Pengikat Pemegang Pisau/Holder Pada Spindel Mesin
Meninggalkan kunci pengikat pemegang pisau/holder pada spindel mesin setelah pemegang pisau dilepas (Gambar 5.61), adalah kegiatan yang sangat membahayakan bagi operator dan orang-orang yang ada disekitarnya,  karena apabila mesin dihidupkan sedangkan kunci pengikat masih menempel di spindel mesin, kunci cekam akan terlempar dengan arah yang tidak jelas sehingga dapat mengenai siapa saja yang ada disekitarnya.
61
Gambar 5. 61. Menempatkan kunci cekam pada
mulut pengencang cekam setelah melepas benda kerja
- Berkerumunan Disekitar Mesin Frais Tanpa Alat Pelindung
Berkerumunan disekitar mesin Frais tanpa alat pelindung adalah salah satu kegitan yang sangat membahayakan, karena rawan terjadi kecelakaan akibat loncatan tatal/beram atau perlengkapan mesin frais yang terjatuh  (Gambar 5.62).
62
Gambar 5. 62. Bekerumunan disekitar mesin frais
- Membiarkan air Pendingin dan Tatal/Beram Berserakan di Lantai
Dengan membiarkan air pendingan dan tatal berserakan dilantai pada saat proses pengefraisan (Gambar 5.63), akan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan dan mengganggu kenyamanan dalam bekerja termasuk kenyamanan lingkungan. Misalnya lantai jadi licin sehingga orang yang lewat mudah terjatuh, dan tatalnya dapat mengakibatkan orang yang lewat terluka kakinya. Selain itu dilarang keras bekas air pendingin dibuang sembarangan, karena campuran air pendingin mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi mahluk manusia dan mahluk hidup lainnya.
63
Gambar 5. 63. Membiarkan air pendingan dan tatal berserakan
- Menggunakan Sarung Tangan Pada Saat Proses Pengefraisan
Menggunakan sarung tangan pada saat proses pengefraisan, juga sangat tidak dianjurkan. Karena jika menggunakan sarung tangan, kepekaan tangan jadi berkurang sehingga dalam melakukan pengukuran hasil pengefraisan kurang sensitif (Gambar 5.64),  dan juga tangan jadi kurang peka terhadap kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan tangan mengalami kecelakaan.
64 
Gambar 5. 64. Menggunakan sarung tangan pada saat
pada saat melakukan pengukuran benda kerja
- Membuang Tatal/ Beram Bersama Jenis Sampah Lainnya
Setelah melakukan proses pengefraisan kegiatan membuang tatal /beram hasil pemotongan besama-sama jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan (Gambar 5.65), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah
65
Gambar 5. 65. Membuang tatal/beram, besama jenis sampah lainnya