Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan
Site: | PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI |
Course: | Pemesinan Frais |
Book: | Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan |
Printed by: | Hari Kristianto |
Date: | Tuesday, 6 October 2015, 10:26 AM |
1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.
2 Uraian Materi
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya.2.1 Metode Pemotongan Pada Proses Pengefraisan
Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan awet atau tahan lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga, yaitu:1) Metoda Pemotongan searah
Yang dimaksud dengan metoda pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)
Gambar 5. 1. Metoda pemotongan searah
2) Metoda Pemotongan Berlawanan ArahYang dimaksud dengan metoda pemotongan berlawanan arah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar 5.2).
Gambar 5. 2. Metoda pemotongan berlawanan arah
3) Metoda Pemotongan NetralYang dimaksud dengan metoda pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter, sehingga beban tetap ditengah-tengah senter pisau (Gambar 5.3).
Gambar 5. 3. Metoda pemotongan netral
Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja
Site: | PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI |
Course: | Pemesinan Frais |
Book: | Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja |
Printed by: | Hari Kristianto |
Date: | Tuesday, 6 October 2015, 10:25 AM |
1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.
2 Uraian Materi
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya2.1 Teknik Pengikatan/ Pencekam Benda kerja
Untuk mendapatkan hasil/ produk pengefrasian sesuai tuntutan pekerjaan, pengikatan/ pencekaman benda kerja harus dilakukan dengan benar yang diawali dari pemilihan alat pencekamnya, sampai dengan teknik penggunaannya- Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja dengan Ragum
- Pemasangan Ragum
- Membersihkan meja dan landasan ragum
Sebelum ragum dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan ragum dari semua kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
- Posisi pemasangan ragum
Pemasangan ragum pada meja mesin frais (Gambar 5.4), posisinya kurang lebih di tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel
Gambar 5. 4. Pemasangan ragum pada meja mesin
- Mengecek/ menyetel kesejajaran ragumDalam melakukan pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum, jika hasil pekerjaannya tidak dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan menggunakan penyiku, sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.5).
Gambar 5. 5. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan menggunakan penyiku
-
Jika hasil pekerjaan dituntut kesejajaran dan kesikuan dengan
kepresisian yang tinggi, pengecekan/penyetelan kesejajaran ragum harus
dilakukan dengan menggunakan dial indicator sebagaimana ditunjukkan pada
(Gambar 5.6) atau dengan menggunakan pupitas sebagaimana ditunjukkan
pada (Gambar 5.7)
Gambar 5. 6. a. Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum
dengan menggunakan dial indicator atau pupitas
Gambar 5. 6.,b. Pengecekan kesejajaran ragum dengan menggunakan pupitas
-
Jika pengecekan/ penyetelan kesikuan dan kesejajaran ragum sudah
selesai, kencangkan baut pengikat dengan kuat agar posisinya tidak
berubah.- Teknik Pemasangan Benda Kerja Pada Ragum
Gambar 5. 7. Pemasangan benda kerja pada ragum
dengan paralel pad/ parallel bar
jika sebuah benda kerja kondisi awalnya belum memiliki bidang yang sejajar/siku dan bentuk permukaannya tidak homogen, pemasangan benda kerja dapat dilakukan menggunakan ragum dengan cara diganjal dengan parallel pad dan batang bulat. Paralel pad di bawahnya dan batang berdiameter bulat (round bar) dipasang di sisi benda kerja pada posisi mulut ragum yang bergerak (Gambar 5.8).
Gambar 5. 8. Pemasangan benda kerja pada ragum
dengan paralel pad/ parallel bar dan round bar
- Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja dengan Meja Putar (Rotary Table)
- Teknik Pemasangan Meja Putar
- Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
- Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar pada meja mesin frais (Gambar 5.9), pada posisi kurang lebih di tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.
Gambar 5. 9. Pemasangan meja putar pada meja mesin
- Pengecekan kesepusatan meja putar
Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil pekerjaannya tidak dituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan kesepusatannya dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengarah, sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.10).
ambar 5. 10. Penyetelan kesepusatan dengan alat bantu pengarah
Jika
hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil
kepresisian yang tinggi, pengecekan kesepusatan dilakukan dengan
menggunakan dial indicator sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.11)
atau dengan pupitas sebagaimana ditunjukkan pada (Gambar 5.12).
Gambar 5. 11. Pengecekan kesepusatan sumbu
meja putar dengan dial indicator
Gambar 5. 12. Pengecekan kesepusatan sumbu
meja putar dengan dial indicator atau pupitas
-
Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar
posisinya tidak berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat- Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja
Gambar 5. 13. Pengikatan benda kerja dengan menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar
Gambar 5. 14. Pengikatan benda kerja langsung diatas
meja putar menggunakan klem mesin
- Teknik Pengikatan/ Pencekaman Benda Kerja Dengan Klem Mesin
Gambar 5. 15. Pengikatan/ pencekaman benda kerja
dengan klem mesin langsung diatas meja mesin
Gambar 5. 16. Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat bantu blok V
Untuk
melakukan pengefrasian benda kerja berjumlah banyak, agar proses
kerjanya praktis dan cepat pemasangan benda kerjanya sebaiknya dipasang
stooper/ stop block sebagaimana terlihat pada (Gambar 5.17). Jika
diperlukan hasil pengefraisan yang dapat menghasilkan kesejajaran dan
kesikuan yang baik, pemasangan stooper/ stop block hendaknya disetting
terlebih dahulu kesejajarannya dengan menggunakan dial indicator atau
pupitas pada bidang yang berfungsi sebagai pengarah/ guide
Gambar 5. 17. Pemasangan meja putar pada meja mesin
Setting Pisau Frais
Site: | PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI |
Course: | Pemesinan Frais |
Book: | Setting Pisau Frais |
Printed by: | Hari Kristianto |
Date: | Tuesday, 6 October 2015, 10:23 AM |
1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.
2 Uraian Materi
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya2.1 Setting Pisau Frais
Kegiatan setting pisau frais, dilakukan agar kedalaman/ jarak pemotongan tercapai sesuai yang diinginkan. Setting pada posisi nol untuk mengawali proses pemotongan, salah satunya dapat dilakukan dengan cara menggunakan kertas sebagimana terlihat pada(Gambar 5.18).
Gambar 5. 18. Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas
Pada pelaksanan pengefraisan, untuk tuntutan jenis pekerjaan dengan kepresisian yang tidak tinggi, tidak perlu melakukan setting nol pisau frais, cukup hanya memberi batas kedalaman pemakanan berupa garis menggunakan balok penggores (Gambar 5.19).
Gambar 5. 19. Memberi batas kedalaman pemakanan
berupa garis menggunakan balok penggores
berupa garis menggunakan balok penggores
Teknik Pengefraisan Benda Kerja
Site: | PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI |
Course: | Pemesinan Frais |
Book: | Teknik Pengefraisan Benda Kerja |
Printed by: | Hari Kristianto |
Date: | Tuesday, 6 October 2015, 10:22 AM |
1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.
2 Uraian Materi
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya3 Teknik Pengefraisan Benda Kerja
Agar dapat menghasilkan produk sesuai tuntutan pekerjaan, dalam melakukan proses pengefarisan, banyak cara/ teknik yang harus dikuasai oleh seoarang operator. Berikut akan dijelaskan beberapa teknik pengefraisan yang umum dilakukan untuk dapat menghasilkan sebuah produk.yang standar.3.1 Teknik Pengefraisan Rata Posisi Mendatar (Horizontal)
Dalam
melakukan pengefraisan benda kerja posisi mendatar, jenis mesin yang
digunakan adalah jenis mesin frais horizontal, dan alat potong yang
digunakan adalah pisau frais mantel (plain milling cutter) sebagaimana
terlihat pada (Gambar 5.20).
Gambar 5. 20. Pengefraisan rata posisi mendatar (horizontal)
Adapun langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar adalah sebagai berikut:
- Persiapan Mesin
Persiapan
mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais adalah menyiapkan
perlengkapan pemegang pisau frais meliputi: arbor dan satu set kollar
(ring arbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang pisau
frais yang akan digunakan. Langkah-langkah persiapkan mesin berikut
kelengkapan lainnya dengan tahapan sebagai berikut:
- Persiapan pemasangan arbor
Untuk
persiapan pemasangan arbor, geser/ dorong lengan mesin kearah depan
(Gambar 5.21a), dan lepas pendukung (support) arbornya arbor (Gambar
5.21b).
a b
Gambar 5. 21. 21a. Menggeser lengan mesin, b. Melepas pendukung arbor
- Membersihkan arbor dan lubang spindel
Agar
setelah dipasang posisinya benar-benar duduk pada tempatnya, bersihkan
arbor dan lubang spindel pada bagian tirusnya dengan menggunakan kain
yang bersih dari kotoran (Gambar 5.22).
Gambar 5. 22. Membersihkan arbor dan
lubang spindel pada bagian tirusnya
lubang spindel pada bagian tirusnya
- Pemasangan arbor pada spindel mesin
Untuk
persiapan pamasangan pisau dan ring arbor, pasang arbor pada spindle
mesin dan ikat arbor dengan mengencangkan baut pengikatnya yang terletak
dibelakang bodi mesin (Gambar 5.23).
Gambar 5. 23. Mengencangkan baut pengikat arbor
- Pemasangan pisau frais (cutter) dan ring arbor (collar)
Pasang
pisau (cutter) dan ring arbor (collar) pada arbor, pada posisi
ditengah-tengah agar mendapatkan area kerja yang luas (Gambar 5.24).
Gambar 5. 24. Pemasangan cutter dan ring arbor (collar)
- Pemasangan pendukung arbor (support)
Pasang
pendukung arbor (support) pada lengan mesin, dengan posisi tidak jauh
dari kedudukan pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.25). Dengan posisi
pendukung arbor tidak jauh dengan kedudukan pisau, pada saat melakukan
pemakanan akan stabil dan tidak terjadi getaran.
Gambar 5. 25. Pemasangan pendukung arbor
- Pemasangan Ragum dan Benda Kerja
Pemasangan
ragum dan benda kerja (Gambar 5.26), dilakukan dengan menggunakan
teknik pemasangan alat pencekam/ pengikat sebagimana yang telah
diuraikan diatas.
Gambar 5. 26. Pemasangan ragum dan benda kerja
- Proses pengefraisan benda kerja
- Atur putaran mesin dengan menggunakan rumus: n= (1000.Cs)/(π.d) , atau melihat table kecepatan putar mesin frais
- Atur feeding mesin dengan menggunakan rumus: F = f.n mm/menit
- Tentukan metoda pemotongan, dengan menggunakan pomotongan berlawanan arah
-
Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam,
jika pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.27).
Proses pemotongan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dan
dianjurkan selalu menggunakan air pendingin
Gambar 5. 27. Proses pemotongan benda kerja
-
Jika ingin mendapatkan jarak pengefraisan tertentu, gunakan nonius
ketelitian yang terletak pada handel/ roda pemutar gerakan meja mesin.
Dalam memutar handel tidak boleh berlawanan arah dari setting awal,
karena akan menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan jarak
hasil pengefraisan tidak tepati (Gambar 5.28).
Gambar 5. 28. Penggunaan handel pemakanan
-
Jika sudah selesai melakukan pengefraisan rata, lepas benda kerja dan
sebelum meninggalkan ruang praktek bersihkan mesin, peralatan dan
lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Selain itu jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat
3.2 Teknik Pengefraisan Rata Posisi Tegak (Vertical)
Dalam melakukan pengefraisan bidang rata proses pemotongannya dapat dilakukan dengan posisi pemotongan tegak, menggunakan pisau faris jeni shell end mill cutter (Gambar 5.29).Langkah kerja pengefraisan rata posisi pemotongan tegak pada prinsipnya sama dengan mengefrais rata posisi pemotongan horizontal. Maka dari itu dalam melaksanakan pengefraisan rata posisi pemotongan tegak, prinsip-prinsip langkah kerja utamanya ikuti sebagaimana pengefraisan rata posisi pemotongan mendatar.
Gambar 5. 29. Proses pengefraisan bidang rata
dengan shell end mill cutter posisi pisau tegakUntuk jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata dapat juga dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill cutter yang posisi pisaunya dipasang mendatar langsung pada spindel mesin (Gambar 5.30).
Gambar 5. 30. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter posisi pisau mendatar
3.3 Teknik Pengefraisan Alur
- Pengefraisan Alur V
Gambar 5. 31. Proses pengefraisan alur V
Gambar 5. 32. Contoh alur V pada blok-V dan magnetic v block
- Teknik Pengefraisan Alur Tembus
Gambar 5. 33. Proses pengefraisan alur tembus
- Pengefraisan Alur Pasak
Gambar 5. 34. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal
menggunakan pisau faris side and farce milling cutter
Gambar 5. 35. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal
menggunakan pisau frais endmill cutter
Gambar 5. 36. Pengefraisan alur pasak posisi vertikal
menggunakan pisau frais endmill cutter
- Pengefraisan Alur-T
Gambar 5. 37. Pengefrasian alur-T
- Fungsi alur-T
Pembuatan alur-T pada sebuah komponen mesin, pada umumnya berfungsi untuk menempatkan mur –T yang akan digunakan untuk melakukan pengikatan sebuah alat atau benda kerja (Gambar 5.38).
Gambar 5. 38. Contoh fungsi alur-T pada sebuah komponen mesin
- Proses Pengefrasian alur-T
Pada proses pengefrasian alur-T, jenis alat potong yang digunakan yaitu: pisau jari (endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan pisau alur-T (T-slote milling cutter) digunakan untuk membuat alur-T.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur-T sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah pengefarisan alur-T adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur-T dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
Proses pengefraisan alur-T:
Sebelum melakukan pengeraisan alur-T, terlebih dahulu lakukan pengefraisan alur tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter) - (Gambar 5.39), dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar kerja. Untuk benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet. atau tahan lama
Gambar 5. 39. Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari
Selanjutnya lakukan pengeraisan alur-T dengan menggunakan pisau frais alur-T (Gambar 5.40), dan gunakan putaran mesin sebesar ± 1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat. Sebagaimana
pengefraisan alur tegak lurus, jika benda kerja dari bahan baja/logam
(selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Gambar 5. 40. Pengefraisan alur-T dengan pisau alur-T
Jika
sudah selesai melakukan pengefarisan alur-T, lepas benda kerja dan
lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir
halus. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan
ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan
dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan
kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah
berkarat.- Pengefraisan Alur Ekor Burung (Dove Tail Slote)
Gambar 5. 41. Pengefraisan alur ekor burung
- Fungsi alur ekor burungPengefraisan alur ekor burung pada sebuah benda kerja/ komponen mesin, pada umumnya berfungsi untuk memasangkan dua bidang alur ekor burung (jantan dan betina) sebagai dudukan sekaligus pengikatan yang tidak permanen atau masih tetap dapat bergerak/bergeser. Contoh alur ekor burung pada sebuah komponen mesin(Gambar 5.42).
Gambar 5. 42. Contoh alur ekor burung
pada sebuah komponen mesin
Pada proses pengefrasian alur ekor burung, jenis alat potong yang digunakan adalah: pisau jari (endmill cutter) digunakan untuk mengawali pembuatan alur tegak lurus dan pisau alur ekor burung (dove tail cutter) digunakan untuk membuat alur ekor burung.
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur ekor burung sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah pengefarisan alur ekor burung adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur ekor burung dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
Proses pengefraisan alur ekor burung:
Sebelum melakukan pengeraisan alur ekor burung, terlebih dahulu lakukan pengefraisan alur tegak lurus dengan menggunakan pisau jari (endmill cutter) - (Gambar 5.43), dengan lebar dan kedalaman sesuai tuntutan pada gambar kerja. Untuk benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Gambar 5. 43. Pengefraisan alur tegak lurus dengan pisau jari
Selanjutnya lakukan pengeraisan alur ekor burung dengan menggunakan pisau frais dove tail milling cutter (Gambar 5.44), dan gunakan putaran mesin sebesar ± 1/3 putaran mesin normal karena beban pisau lebih berat.
Sebagaimana pengefraisan alur tegak lurus, jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin agar hasilnya maksimal/ halus dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Gambar 5. 44. Pengefraisan alur ekor burung
dengan dove tail milling cutter
Jika
sudah selesai melakukan pengefarisan alur ekor burung, lepas benda
kerja dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam
menggunakan kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah,
sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan dan
lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah
berkarat.3.4 Teknik Merimer Pada Mesin Frais.
Merimer pada mesin frais (Gambar 5.45) adalah salah satu proses memperbesar dan menghaluskan lubang dengan ukuran suaian dan toleransi khusus menggunakan alat potong yang disebut rimer.
Gambar 5. 45. Merimer pada mesin frais
Sebuah
benda kerja dapat dilakukan perimeran, jika benda kerja tersebut
sebelumnya sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil
dari diameter rimer yang digunakan. Dari berbagai sumber
menginformasikan bahwa, untuk merimer sampai dengan maksimal Ø 10 mm,
pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk
merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya sebesar:
0,25 ÷ 0,60 mm.- Alat potong untuk proses merimer pada mesin frais
Untuk melakukan perimeran pada mesin frais, terdapat beberapa jenis alat potong yang digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill) digunakan untuk membuat lubang awal sebelum dirimer, dan rimer mesin (machine reamer) digunakan untuk merimer
- Proses merimer pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil perimeran pada mesin frais sesuai dengan tuntutan pekerjaan, disamping kondisi mesin, perlengkapan dan alat potong yang digunakan harus standar, dalam melaksanakan proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah merimer pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum merimer pada mesin frais dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, mengatur putaran dan feeding mesin.
Proses merimer pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet/tahan lama
Gambar 5. 46. Pembuatan lubang senter
sebagai pengarah pengeboran
Selanjutnya lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran diameternya harus lebih kecil dari ukuran lubang yang akan dirimer. Untuk merimer sampai dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10 penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, atur kecepatan putar mesin sesuai dengan perhitungan dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerjanya dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar mendapatkan hasil yang maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama
Gambar 5. 47. Pembuatan lubang bor sebelum dirimer
Selanjutnya
lakukan perimeran dengan menggunakan rimer mesin yang diameternya
sesuai dengan tuntutan pada gambar kerja, dengan meggunakan kecepatan
putaran mesin ± 3/4 kali putaran mesin pada saat mengebor.Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Gambar 5. 48. Merimer pada mesin frais
Jika
sudah selesai melakukan perimeran pada mesin frais, lepas benda kerja
dan lakukan finishing pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan
kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum
meninggalkan ruang praktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan
kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya.
Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkarat3.5 Teknik Memperbesar Lubang Pada Mesin Frais
Memperbesar lubang (boring) pada meisn frais (Gambar 5.49), adalah salah satu proses memperbesar lubang dengan menggunakan alat potong pembesar lubang yang dinamakan boring head.Sebuah benda kerja dapat diperbesar lubangnya, jika benda kerja tersebut sebelumnya sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari diameter lubang yang akan dibuat.
Gambar 5. 49. Memperbesar lubang pada
mesin frais dengan boring head
Proses
memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada
umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang
berupa mata bor ukurannya tidak dapat mencapai ukuran diameter lubang
yang diinginkan, sehingga perlu dilakukan pembesaran lobang dengan alat
potong pembesar lubang (boring head).- Alat potong untuk memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk memperbesar lubang pada msin frais, terdapat beberapa alat potong yang digunakan diantaranya: senter bor (drill centre) digunakan untuk membuat lubang senter bor yang berfungsi sebagai pengarah pembuatan lubang bor, mata bor (twist drill) digunakan untuk membuat lubang awal sebelum diperbesar, dan boring head digunakan untuk memperbesar lubang.
- Proses memperbesar lubang pada mesin frais
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada proses memperbesar lubang dengan mesin frais sloting, disamping kondisi mesin, peralatan dan alat potong yang digunakan harus standar, proses pengefraisannya juga harus sesuai prosedur operasi standar (POS). Adapun prosedur atau langkah-langkah memperbesar lubang pada mesin frais adalah sebagai berikut:
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum memperbesar lubang pada mesin frais dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan benda kerja, menagatur putaran dan feeding mesin.
Proses memperbesar lubang pada mesin frais:
Untuk mendapatkan pengarah dalam melakukan pengeboran, buat lubang senter bor dengan titik senter sesuai tuntutan pada gambar kerja, dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/ logam (selain besi cor), agar hasilnya maksimal dan alat potong yang digunakan awet/tahan lama
Gambar 5. 50. Pembuatan lubang senter
sebagai pengarah pengeboran
Selanjutnya
lakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor yang ukuran diameternya
harus lebih kecil dari ukuran lubang yang akan dibuat (±1 mm) dengan
meggunakan kecepatan putaran mesin sesuai perhitungan.Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan air pendingin. Jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasil pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama
Gambar 5. 51. Pembuatan lubang bor
sebelum memperbesar lubang
Setelah
selesai melakukan pengeboran ganti alat potongnya dengan boring head,
dan selanjutnya lakukan seting untuk melakukan pemakanan dengan
mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat yang terdapat pada rumah alat
potong.Untuk menseting besarnya pemakanan (menambah/ mengurangi), atur adjuster yang terdapat pada alat tersebut menggunakan alat bantu kunci L (Gambar 5.52), dengan memperhatikan nilai angka dan garis-garis ketelitiannya atau menggunakan dial indikator (Gambar 5.53). Setelah selesai seting pemakanan, kencangkan kembali baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong dengan kuat, agar posisinya tidak mudah berubah atau bergeser.
Gambar 5. 52. Seting pemakanan menggunakan kunci L
Gambar 5. 53. Seting pemakanan dengan dial indikator
Selanjutnya
laksanakan proses memperbesar lubang dengan pemakanan secara bertahap
hingga mencapai diameter lubang sesuai dengan tuntutan pada gambar
kerja, dengan meggunakan putaran mesin ± 3/4 kali putaran mesin pada
saat mengeborSebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Gambar 5. 54. Memperbesar lubang dengan boring head
Jika
sudah selesai memperbesar lubang pada mesin frais, lepas benda kerja
dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan
kikir halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum
meninggalkan ruang paraktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan
kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya.
Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah berkaratPenerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan
Site: | PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI |
Course: | Pemesinan Frais |
Book: | Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan |
Printed by: | Hari Kristianto |
Date: | Tuesday, 6 October 2015, 10:19 AM |
1 Uraian Materi
Yang dimaksud teknik pengefraisan benda adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pengefraisan benda kerja yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan berbagai macam bentuk benda kerja, banyak teknik-teknik pengfraisan yang harus diterapkan diantaranya, metoda pemotongan dan berbagai teknik-teknik pengefraisannya2 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam metode pemotongan pada proses pengefraisan benda kerja sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi mendatar (horizontal) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku posisi tegak (vertical) sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengefraisan bidang miring secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengefraisan bidang miring sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik lubang senter bor pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik lubang senter bor pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik pengeboran pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik pengeboran pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat Menerapkan teknik merimer pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik merimer pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan teknik memperbesar lubang (boring) pada mesin frais sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan macam-macam teknik pengefraisan alur secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan macam-macam teknik pengefraisan alur sesuai SOP sesuai SOP secara disiplin, dan tanggung jawab.
- Melalui diskusi, peserta diklat dapat menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan secara disiplin, dan tanggung jawab.
3 Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Pada Proses Pengefraisan
Kegiatan produksi pada bengkel manufaktur terutama pada proses pengefraisan; penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) di lingkungan kerja seharusnya sudah menjadi kesadaran diri yang harus dilaksanakan tanpa adanya peringatan dan bahkan paksaan dari siapapun. Karena pada dasarnya penerapan K3L di lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada diri sendiri, orang disekitarnya, mesin, peralatan dan lingkungan kerja sehari-hari. Dengan demikian, apabila K3L diterapkan dengan penuh kesadaran akan berdampak positif dan jika tidak akan berdampak negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja.Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pengefraisan, diantaranya:
3.1 Yang harus dilakukan
Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses pengefraisan diantaranya:- Menggunakan Pakaian Kerja
Untuk mendapatkan kenyamanan dan keselamatan saat bekerja berdasarkan tuntutan karakteristik pekerjaan, operator harus menggunakan pakaian kerja yang standar sebagaimana terlihat pada (Gambar 5.55).
Gambar 5. 55. Penggunakan pakaian kerja yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Menggunakan Kaca Pengaman (Safety Glasses)pada saat proses pengefraisan
Untuk menghindari mata terkena atau kemasukan tatal/beram pada saat proses pengefraisan, maka selama melakukan pemotongan harus menggunakan kaca mata yanag sesuai standar keselamatan kerja (Gambar 5.56)
Gambar 5. 56. Menggunaan kaca mata yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Menggunakan Sepatu Kerja pada saat proses pengefraisan
Pada saat melakukan proses pengefraisan, tidak bisa dihindari adanya chip/beram yang berserakan dilantai akibat dari hasil pemotongan. Selain itu ada kemungkinan benda/alat atau perlengkapan lain terjatuh dari atas dan juga oli yang berceceran. Maka dari itu, pada saat melakukan proses pengefraisan harus menggunakan sepatu kerja sesuai standar yang berlaku (Gambar 5.57).
Gambar 5. 57. Menggunakan sepatu kerja yang standar
pada saat proses pengefraisan
- Matikan Mesin Pada Saat Melakukan Pengukuran Benda Kerjapada saat proses pengefraisan
Melakukan pengecekan ukuran benda kerja hasil pengefarisan putaran mesin harus dalam posisi mati/Off, karena jika tidak, tangan beresiko celaka terkena putaran pisau (Gambar 5.58).
Gambar 5. 58. Matikan mesin pada saat mengukur
mengecek hasil pengefraisan
- Menggunakan Kuas Pada Saat Membersihkan Mesin mengecek hasil pengefraisan
Kecelakaan pada tangan bisa saja terjadi pada saat membersihkan mesin, maka dari itu selalu gunakan kuas pada saat membersihkan permukaan benda kerja dan mesin (Gambar 5.59).
Gambar 5. 59. Menggunakan kuas pada saat membersihkan mesin
3.2 Yang Tidak Boleh Dilakukan
Kegiatan yang tidak boleh dilakukan pada saat proses pengefraisan diantaranya:- Menempatkan Peralatan Kerja Yang Tidak Aman
Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan, perlatan harus diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata dalam penempatannya. Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 5.60), sangat tidak dibenarkan karena tidak aman dan mudan terjadi kerusakan peralatan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.
Gambar 5. 60. Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman
- Meninggalkan Kunci Pengikat Pemegang Pisau/Holder Pada Spindel MesinMeninggalkan kunci pengikat pemegang pisau/holder pada spindel mesin setelah pemegang pisau dilepas (Gambar 5.61), adalah kegiatan yang sangat membahayakan bagi operator dan orang-orang yang ada disekitarnya, karena apabila mesin dihidupkan sedangkan kunci pengikat masih menempel di spindel mesin, kunci cekam akan terlempar dengan arah yang tidak jelas sehingga dapat mengenai siapa saja yang ada disekitarnya.
Gambar 5. 61. Menempatkan kunci cekam pada
mulut pengencang cekam setelah melepas benda kerja
- Berkerumunan Disekitar Mesin Frais Tanpa Alat Pelindungmulut pengencang cekam setelah melepas benda kerja
Berkerumunan disekitar mesin Frais tanpa alat pelindung adalah salah satu kegitan yang sangat membahayakan, karena rawan terjadi kecelakaan akibat loncatan tatal/beram atau perlengkapan mesin frais yang terjatuh (Gambar 5.62).
Gambar 5. 62. Bekerumunan disekitar mesin frais
- Membiarkan air Pendingin dan Tatal/Beram Berserakan di LantaiDengan membiarkan air pendingan dan tatal berserakan dilantai pada saat proses pengefraisan (Gambar 5.63), akan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan dan mengganggu kenyamanan dalam bekerja termasuk kenyamanan lingkungan. Misalnya lantai jadi licin sehingga orang yang lewat mudah terjatuh, dan tatalnya dapat mengakibatkan orang yang lewat terluka kakinya. Selain itu dilarang keras bekas air pendingin dibuang sembarangan, karena campuran air pendingin mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi mahluk manusia dan mahluk hidup lainnya.
Gambar 5. 63. Membiarkan air pendingan dan tatal berserakan
- Menggunakan Sarung Tangan Pada Saat Proses PengefraisanMenggunakan sarung tangan pada saat proses pengefraisan, juga sangat tidak dianjurkan. Karena jika menggunakan sarung tangan, kepekaan tangan jadi berkurang sehingga dalam melakukan pengukuran hasil pengefraisan kurang sensitif (Gambar 5.64), dan juga tangan jadi kurang peka terhadap kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan tangan mengalami kecelakaan.
Gambar 5. 64. Menggunakan sarung tangan pada saat
pada saat melakukan pengukuran benda kerja
- Membuang Tatal/ Beram Bersama Jenis Sampah Lainnyapada saat melakukan pengukuran benda kerja
Setelah melakukan proses pengefraisan kegiatan membuang tatal /beram hasil pemotongan besama-sama jenis sampah lainnya sangatlah tidak dianjurkan (Gambar 5.65), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan an-organik seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih mudah