Minggu, 13 September 2015

Parameter Pemotongan pada Frais

Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 diharapkan peserta :



 

  1. Peserta diklat dapat menetapkan parameter kecepatan potong (Cutting speed/ Cs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
  2. Peserta diklat dapat menggunakan parameter kecepatan potong (Cutting speed/ Cs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
  3. Peserta diklat dapat menghitung parameter putaran (Revolotion Permenit/ Rpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
  4. Peserta diklat dapat menggunakan parameter putaran (Revolotion permenit/ Rpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, dan tanggung jawab.

 

Parameter Pemotongan Pada Proses Pengefraisan

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Parameter Pemotongan Pada Proses Pengefraisan
Printed by: Hari Kristianto
Date: Monday, 14 September 2015, 12:40 PM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
a.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menetapkan parameter kecepatan potong (Cutting speedCs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
b.  Melalui latihan, peserta diklat dapat menggunakan parameter kecepatan potong (Cutting speedCs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
c.   Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter putaran (Revolotion PermenitRpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
d.  Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan parameter putaran (Revolotion permenitRpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, dan tanggung jawab.
e.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, kerjasama dan tanggung jawab.
f.    Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan parameter kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab.
g.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter waktu pemesinan pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin dan tanggung jawab.
h.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menggunakan parameter waktu pemesinan pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.

2 Uraian Materi

Parameter Pemotongan Pada Proses Pengefraisan

     Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pengefraisan adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada proses pengfraisan. Parameter pemotongan pada mesin frais meliputi: kecepatan potong (Cutting speedCs), kecepatan putaran mesin (Revolution PermenitRpm), kecepatan pemakanan    (FeedF) dan waktu proses pemesinannya.

Kecepatan potong (Cutting speed/ Cs)

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Kecepatan potong (Cutting speed/ Cs)
Printed by: Hari Kristianto
Date: Monday, 14 September 2015, 12:41 PM

1 Uraian Materi

Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu  (meter/menit atau feet/menit). Pada gerak putar seperti pada mesin frais, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n). atau: Cs = π.d.n meter/menit.
Keterangan:
d : diameter alat potong  (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14

1.1 Kecepatan potong (Cutting speed/ Cs)

a.    Kecepatan potong (Cutting speedCs)

Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu  (meter/menit atau feet/menit). Pada gerak putar seperti pada mesin frais, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n). atau: Cs = π.d.n meter/menit.
Keterangan:
d : diameter alat potong  (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada ditabelkan kecepatan potong. Sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan difrais dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel kecepatan potongnya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada umumnya bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa, dengan alat potong yang jenis bahannya dari karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika dibandingkan dengan alat potong yang jenis bahannya dari HSS (Tabel 3.1).
Tabel 3. 1. Kecepatan potong bahan



Kecepatan Putaran Mesin Frais (Revolotion Per Menit/ Rpm)

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Kecepatan Putaran Mesin Frais (Revolotion Per Menit/ Rpm)
Printed by: Hari Kristianto
Date: Monday, 14 September 2015, 12:41 PM

1 Uraian Materi

Yang dimaksud kecepatan putaran mesin frais adalah, kemampuan kecepatan putar mesin frais untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.

1.1 Kecepatan Putaran Mesin Frais (Revolotion Per Menit/ Rpm)

Yang dimaksud kecepatan putaran mesin frais adalah, kemampuan kecepatan putar mesin frais untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin frais adalah:

Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin menjadi:


Keterangan:
d          : diameter alat potong (mm)
Cs       : kecepatan potong (meter/menit)
π         : nilai konstanta = 3,14


Kecepatan Pemakanan (Feed/ F) – mm/menit

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Kecepatan Pemakanan (Feed/ F) – mm/menit
Printed by: Hari Kristianto
Date: Monday, 14 September 2015, 12:42 PM

1 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
a.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menetapkan parameter kecepatan potong (Cutting speedCs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
b.  Melalui latihan, peserta diklat dapat menggunakan parameter kecepatan potong (Cutting speedCs) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
c.   Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter putaran (Revolotion PermenitRpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.
d.  Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan parameter putaran (Revolotion permenitRpm) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, dan tanggung jawab.
e.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, kerjasama dan tanggung jawab.
f.    Melalui demonstrasi, peserta diklat dapat menggunakan parameter kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab.
g.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menghitung parameter waktu pemesinan pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur, disiplin dan tanggung jawab.
h.  Melalui diskusi, peserta diklat dapat menggunakan parameter waktu pemesinan pada proses pengefraisan sesuai SOP secara jujur dan tanggung jawab.

2 Uraian Materi

Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa factor diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pengefrisan lebih cepat).

2.1 Kecepatan Pemakanan (Feed/ F) – mm/menit

Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa factor diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pengefrisan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais tentukan oleh seberapa besar  bergesernya pisau frais  (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x n (mm/men)
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)

Perhitungan Waktu Pemesinan Frais

Site: PKB Online (e-PKB) PPPPTK BMTI
Course: Pemesinan Frais
Book: Perhitungan Waktu Pemesinan Frais
Printed by: Hari Kristianto
Date: Monday, 14 September 2015, 12:42 PM

1 Uraian Materi

Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin frais, lamanya waktu proses pemesinan perlu diketahui atau dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter alat potong, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pisaunya diketahui, waktu pengefraisan  dapat dihitung.
  1. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata
  2. Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

1.1 Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pengefraisan (L) dalam satuan mm, kecepatan  pemakanan (F) dalam satuan mm/menit dan jumlah mata sayat pisau yang digunakan (t). Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pegefraisan (L) adalah  panjang pengefraisan rata (ℓ) ditambah star awal pisau (a) dan lepasnya pisau dari benda kerja (lu), atau: L total= ℓ+ℓa+ℓu (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya     F= f.n (mm/putaran).

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pemesinan pengefraisan rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F  = pemakanan setiap menit

1.2 Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

Perhitungan waktu pengeboran pada mesin frais, pada prinsipnya sama dengan menghitung waktu pemesinan pengefraisan rata. Perbedaannya hanya terletak pada jarak star ujung mata bornya. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pengeboran (L) adalah panjang pengeboran () ditambah star awal mata bor (a= 0,3 d), sehingga: L= ℓ + 0,3d (mm).  Untuk nilai kecepatan pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya    F= f.n (mm/putaran)

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran 
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar